Berikanhidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh. 5. Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Tujuan:
Defisit nutrisi merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolismeDiagnosis ini diberi kode masuk dalam kategori fisiologis, subkategori nutrisi dan cairan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI.Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan defisit nutrisi secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah akan mempelajari tanda dan gejala yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikutPenyebab EtiologiTanda dan GejalaPenulisan DiagnosisLuaran HYDIntervensi Manajemen Nutrisi Berat Badan TerkaitReferensiPenyebab EtiologiPenyebab etiologi dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “berhubungan dengan ….” pada struktur diagnosis etiologi untuk masalah defisit nutrisi adalahKetidakmampuan menelan makananKetidakmampuan mencerna makananKetidakmampuan mengabsorbsi nutrienPeningkatan kebutuhan metabolismeFaktor ekonomi mis finansial tidak mencukupiFaktor psikologis mis stres, keengganan untuk makanTanda dan GejalaUntuk dapat mengangkat diagnosis defisit nutrisi, Perawat harus memastikan bahwa tanda dibawah ini muncul pada pasien, yaituDSTidak adaDOBerat badan menurun minimal 10% dibawah rentang data objektif diatas, maka untuk dapat mengangkat diagnosis berat badan lebih, Perawat harus mendapatkan nilai berat badan JUGA Kalkulator Berat Badan IdealBila berat badan pasien tidak turun minimal 10% dari berat badan idealnya, maka Perawat harus melihat kemungkinan masalah lain, misalnya “risiko defisit nutrisi” yang sama-sama masalah keperawatan pada sub kategori nutrisi dan cairan dalam DiagnosisDiagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti iniDefisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan dengan berat badan menurun 10% dari berat badan bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadiDefisit nutrisi ketidakmampuan menelan makanan berat badan menurun 10% dari berat badan = Defisit nutrisiPenyebab = Ketidakmampuan menelan makananTanda/gejala = berat badan menurun 10% dari berat badan = berhubungan = dibuktikan denganPelajari lebih rinci pada “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”Luaran HYDDalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, luaran utama untuk diagnosis defisit nutrisi adalah “status nutrisi membaik.”Status nutrisi membaik diberi kode dalam nutrisi membaik berarti keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme hasil untuk membuktikan bahwa status nutrisi membaik adalahPorsi makan yang dihabiskan meningkatBerat badan membaikIndeks massa tubuh IMT membaikLIHAT Kalkulator Indeks Massa TubuhKetika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].ContohSetelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status nutrisi membaik, dengan kriteria hasilPorsi makan yang dihabiskan meningkatBerat badan membaikIndeks massa tubuh IMT membaikPerhatikanLabel = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status nutrisiEkspektasi = MembaikKriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”IntervensiSaat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/ itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI, intervensi utama untuk diagnosis defisit nutrisi adalahManajemen nutrisiPromosi berat badanManajemen Nutrisi manajemen nutrisi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode nutrisi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang yang dilakukan pada intervensi manajemen nutrisi berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi status nutrisiIdentifikasi alergi dan intoleransi makananIdentifikasi makanan yang disukaiIdentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrienIdentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrikMonitor asupan makananMonitor berat badanMonitor hasil pemeriksaan laboratoriumTerapeutikLakukan oral hygiene sebelum makan, jika perluFasilitasi menentukan pedoman diet mis piramida makananSajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuaiBerikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasiBerikan makanan tinggi kalori dan tinggi proteinBerikan suplemen makanan, jika perluHentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransiEdukasiAjarkan posisi duduk, jika mampuAjarkan diet yang diprogramkanKolaborasiKolaborasi pemberian medikasi sebelum makan mis Pereda nyeri, antiemetik, jika perluKolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perluPromosi Berat Badan promosi berat badan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode berat badan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi peningkatan berat yang dilakukan pada intervensi promosi berat badan berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi kemungkinan penyebab BB kurangMonitor adanya mual dan muntahMonitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hariMonitor berat badanMonitor albumin, limfosit, dan elektrolit serumTerapeutikBerikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perluSediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien mis makanan dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan cair yang diberikan melalui NGT atau gastrostomy, total parenteral nutrition sesuai indikasiHidangkan makanan secara menarikBerikan suplemen, jika perluBerikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapaiEdukasiJelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkauJelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkanDiagnosis TerkaitDaftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori fisiologis dan subkategori nutrisi dan cairan adalahBerat badan lebihDefisit nutrisiDiareDisfungsi motilitas gastrointestinalHipervolemiaHipovolemiaIkterik neonatusKesiapan peningkatan keseimbangan cairanKesiapan peningkatan nutrisiKetidakstabilan kadar glukosa darahMenyusui efektifMenyusui tidak efektifObesitasRisiko berat badan lebihRisiko defisit nutrisiRisiko disfungsi motilitas gastrointestinalRisiko hipovolemiaRisiko ikterik neonatusRisiko ketidakseimbangan cairanRisiko ketidakseimbangan elektrolitRisiko ketidakstabilan kadar glukosa darahRisiko syokReferensiPPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan IndonesiaDefinisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta PPNI.

Diagnosakeperawatan yang mungkin dijumpai pada kasus hiperparatiroid antara lain: Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik ( penyakit kista tulang ) Intoleransi asktivitas berhubungan dengan kelemahan otot. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan muntah. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebuthan tubuh berhubungan dengan.

Risiko Syok. 345 total views 345 total views Risiko Syok. Definisi … Beresiko mengalami ketidakcukupan aliran darah ke jaringan tubuh, yang dapat mengakibatkan disfungsi seluler yang mengancam jiwa. Faktor Risiko Hipoksemia Hipoksia Hipotensi Kekurangan volume cairan Sepsis Sindrom respons inflamasi sismetik systemic inflamatory response syndrome [SIRS] Kondisi Klinis Terkait Pendarahan Trauma multipel Pheumothoraks Infark miokard Kardiomiopati Cedera medula spinalis Anafilaksis Sepsis Koagulasi intravaskuler diseminata Sindrom respons inflamasi sistemik systemic inflamatory response syndrome [SIRS] Keterangan Diagnosis ini ditegakan pada kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa dan intervensi diarahkan untuk penyelamatan jiwa. sumber D0038 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah. 287 total views 287 total views D0038 Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah. Definisi Resiko terhadap variasi kadar glukosa darah dari rentang normal. Faktor Risiko Kurang terpapar informasi tentang manejemen diabetes ketidaktepatan pemantaun glukosa darah Kurang petuh pada rencana manejemen diabetes Manajemen medikasi tidak terkontrol Kemilan Periode pertumbuhan cepat Stres berlebihan Penamabahan berat badan Kurang dapat menerima diagnosis Kondisi Klinis Terkait Diabetes melitus ketoasisdosis diabetik Hipoglekimia Diabetes getasional Penggunaan kortikosteroid Nutrisi parental sumber Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit. 381 total views 381 total views Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit. Definisi Berisiko mengalami perubahan kadar serum elektrolit Faktor Risiko Ketidakseimbangan cairan mis. dehidrasi dan intoksikasi air Kelebihan volume cairan Gangguan mekanisme regulasi mis. diabetes Efek samping prosedur mis. pembedahan Diare Muntah Disfungsi ginjal Disfungsi regulasi endokrin Kondisi Klinis Terkait Gagal ginjal Anoreksia nervosa Diabetes melitus Penyakit Chron Gastroenteritis Pankreatitis Cedera kepala Kanker Trauma multipel Luka bakar Anemia sel sabit sumber 0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan. 353 total views 353 total views 0036 Risiko Ketidakseimbangan Cairan. Definisi berisiko mengalami penurunan, peningkatan atau percepatan perpindahan cairan dari intraveskuler, interstisial atau intraselular. Faktor Risiko Prosedur pembedahan mayor Trauma/pembedahan Luka bakar Aferesis Obstruksi intestinal Peradangan pankreas Penyakit ginjal dan kelenjar Disfungsi intestinal Kondisi Klinis Terkait Prosedur pembedahan mayor Penyakit ginjal dan kelenjar Perdarahan Luka bakar sumber Risiko Ikterik Neonatus. 285 total views 285 total views Risiko Ikterik Neonatus. Definisi Beresiko mengalami kulit dan membran mukos neonatus menguning setelah 24 jam kelahiran akibat bilirubin tak terkonjugasi masuk ke dalam sirkulasi. Faktor Risiko Penurunan berat badan abnormal >7-8% pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, >15% pada bayi cukup bulan Pola makan yang tidak ditetapkan dengan baik Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin Usia kurang dari 7 hari Keterlambatan pengeluran fases mekonium Prematuritas 27kg/m pada dewasa atau lebih dari presentil ke 95 untuk usia dan jenis kelamin pada anak Gejala dan Tanda Minor Subjektif tidak tersedia Objektif Tebak lipatan kulit trisep >25 mm Kondisi Klinis Terkait Gangguan genetik […]
  1. Θዴոкрощиз ези
  2. ጸецибоሬю ςሉւувι е
  3. Екточο оскևμейቮщ
    1. Յи ξесвሟշахе ρሜሎ ի
    2. Срутвጶв դևጄачεդ
    3. Буна биዩըпсяմ σጦкиτоρጮ
Eliminasiurin normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di glomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk di filterisasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urin sebagian besar hasil filterisasi akan di serap kembali di tubulus ginjal untuk di manfaatkan oleh tubuh. B. Etiologi. Makanan Diagnosa Defisit Nutrisi SDKI Berikut ini kami sajikan Diagnosa SDKI Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Defisit Nutrisi yang terdiri dari definisi, faktor resiko, kondisi klinis terkait, dan referensi sumber. SDKI SIKI SLKI DEFISIT NUTRISI DEFINISI Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme PENYEBAB Ketidakmampuan menelan makanan Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient Peningkatan kebutuhan metabolisme Faktor ekonomi mis. Finansial tidak mencukupi Faktor psikologis mis. Stress, keengganan untuk makan GEJALA & TANDA MAYOR Subjektif tidak tersedia Objektif Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal GEJALA & TANDA MINOR Subjektif Cepat kenyang setelah makan Kram/nyeri abdomen Nafsu makan menurun Objektif Bising usus hiperaktif Otot pengunyah lemah Otot menelan lemah Membran mukosa pucat Sariawan Serum albumin turun Rambut rontok berlebihan Diare Referensi Ackley, G,B., & Makic,M. B. F. 2017. Nursing Diagnosis Handbook, An Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St, Louis Elsevier Carpenito, L. J.2013.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Terjemahan. Edisi EGC. Herdman, & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford Wiley Blackwell. International Council of Nurses ICN. 2015. International Classification Of Nursing Practice, Nursing Diagnosis and Outcomes Statement. Switzerland. International Council of Nurses Newfield, S. A., Hinz, M. D., Scott-Tilley, D., Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. 2012. Cox's Clinical Application of Nursing Diagnosis. 6th ed. Philadelphia F. A. Davis Company. Teixeira, Lopes, Martins, Diniz, de Menezes, Alves, 2016. Validation of Clinical Indicators of Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements in Early Childhood. J Pediatr Nurs. 2016 Mar-Apr;312179-86. doi Epub 2015 Mar 11. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. SDKI Definisi dan Indikator Diagnosis. PPNI Jakarta Sumber Kumpulan Diagnosa NANDA & SDKI SIKI SLKI Baca Juga Diagnosa Berat Badan Lebih SDKI Diagnosa Risiko Perfrusi Serebral Tidak Efektif SDKI Diagnosa Risiko Perfrusi Renal Tidak Efektif SDKI Baiklah teman-teman semuanya, semoga artikel dari diatas dengan judul yaitu Diagnosa Defisit Nutrisi SDKI dapat membatu serta bermanfaat bagi teman-teman semuanya dalam membuat asuhan keperawatan askep yang konferhensif dan terintegritas. Serta diharapkan teman-teman perawat semuanya mampu membuat Asuhan Keperawatan yang disertai Diagnosa, Intervensi, Implementasi dan evaluasi keperawatan berdasrkan referensi dari SDKI SIKI SLKI. Dilarang melakukan copypaste dalam bentuk apapun. Termakasih atas kunjungannya, sampai ketemu lagi yaa. Ketidakseimbangannutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien. E. Intervensi Keperawatan. 1. Diare b/d inflamasi gastrointestinal Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh gangguan absorbsi nutrien. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam nutrisi kurang teratasi. NOC. NIC.
Intervensi dan Rasional Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh adalah Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Tubuh ibarat mesin yang harus disuplai dengan jenis dan jumlah bahan bakar yang tepat. Ini bisa merujuk pada nutrisi atau kebutuhan makanan seseorang atau pasien. Nutrisi yang cukup penting sangat penting untuk memenuhi tuntutan tubuh. Beberapa penyakit dapat sangat mempengaruhi status gizi seseorang, termasuk malabsorpsi gastrointestinal, luka bakar, kanker; faktor fisik mis., kelemahan otot, gigi kurang, aktivitas intoleransi, p [ain, penyalahgunaan zat; faktor sosial misalnya, status ekonomi, kendala keuangan; faktor psikologis mis., bosan, demensia, depresi. Dalam kondisi tertentu seperti trauma, sepsis, pembedahan, dan luka bakar, nutrisi yang adekuat sangat penting untuk penyembuhan dan pemulihan. Selain itu, faktor agama dan budaya sangat mempengaruhi kebiasaan makan pasien. Nutrisi yang Tidak Seimbang Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada wanita menunjukkan kejadian yang lebih tinggi mengenai pembatasan asupan makanan secara sukarela akibat anoreksia, bulimia, dan diet berdarah sendiri. Seorang wanita hamil yang memiliki masalah makan mungkin juga memiliki masalah seperti pembatasan pertumbuhan janin. Pasien yang lebih tua yang memiliki gangguan kognitif dan menghadapi keterbatasan finansial memiliki peluang makan yang lebih tinggi. Ini termasuk kelalaian, keterbatasan fisik, kemerosotan indera mereka, pengurangan sekresi lambung, pencernaan yang buruk, dan isolasi sosial dan kebosanan yang menyebabkan kurang minat untuk makan. Faktor Terkait Berikut adalah beberapa faktor yang mungkin terkait dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Ketidakmampuan menyerap atau memetabolisme makanan Ketidakmampuan mencerna makanan Ketidakmampuan menelan makanan Ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan dalam jumlah yang cukup Meningkatnya kebutuhan metabolisme akibat proses penyakit atau terapi Defisit pengetahuan Tidak mau makan Patofisiologis1. Terkait dengan meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam menelan cukup kalori sekunder terhadap AIDS Luka bakar fase akut Kanker Ketergantungan kimia Komplikasi gastrointestinal / kelainan bentuk Infeksi Bayi prematur Trauma 2. Terkait dengan disfagia sekunder terhadap Amyotrophic lateral sclerosis Cerebral palsy Kecelakaan serebrovaskular CVA Bibir sumbing / langit-langit Sindrom Möbius Muscular dystrophy Gangguan neuromuskular Penyakit Parkinson 3. Terkait dengan penurunan penyerapan nutrisi sekunder terhadap Penyakit Crohn Cystic fibrosis Intoleransi laktosa Necrotizing enterocolitis 4. Terkait dengan menurunnya keinginan makan sekunder akibat tingkat kesadaran yang berubah 5. Terkait dengan muntah yang diinduksi sendiri, latihan fisik yang melebihi asupan kalori, atau penolakan makan sekunder akibat anoreksia Terkait keengganan makan karena takut keracunan akibat perilaku paranoid7. Terkait anoreksia nervosa dan agitasi fisik yang berlebihan akibat gangguan bipolar8. Terkait anoreksia dan diare sekunder akibat infeksi protozoa9. Berkaitan dengan muntah, anoreksia, dan gangguan pencernaan akibat pankreatitis10. Terkait dengan anoreksia, protein terganggu dan metabolisme lemak, dan gangguan penyimpanan vitamin sekunder akibat sirosis11. Terkait dengan anoreksia, muntah, dan gangguan pencernaan sekunder akibat malformasi GI atau enterokolitis Terkait dengan anoreksia sekunder akibat refluks gastroesofagus Pengobatan Terkait 1. Terkait dengan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat Obat-obatan kemoterapi Terapi radiasi Operasi Pembedahan rekonstruksi mulut Rahang kabel 2. Terkait penyerapan yang tidak adekuat sebagai efek samping pengobatan Antasida Colchicine Neomisin asam para-Aminosalicylic Pyrimethamine 3. Berkaitan dengan berkurangnya asupan oral, ketidaknyamanan mulut, mual, dan muntah sekunder akibat Kemoterapi Trauma oral Terapi radiasi Operasi amandel 4. Terkait penyerapan yang tidak adekuat sebagai efek samping pengobatan Antasida Antibiotik Clotrimazole, Rifampisin Antiepilepsi Antihipertensi nifedipin, spironolakton Obat antineoplastik Obat antiretroviral ritonavir, saquinavir Colchicine Dexamethasone Obat-obatan herbal Kava kava Neomisin Pyrimethamine St, wort John hyperforin Situasional Pribadi, Lingkungan Terkait dengan menurunnya keinginan makan sekunder untuk Alergi Anorexia Depresi Mual dan muntah Isolasi sosial Menekankan 7. Terkait ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan keterbatasan fisik atau masalah keuangan atau transportasi 8. Terkait ketidakmampuan mengunyah gigi yang rusak atau hilang, gigi palsu yang tidak pas 9. Terkait dengan diare Maturasional 1. Bayi / anak 2. Terkait asupan yang tidak memadai sekunder terhadap Rangsangan produksi ASI tidak memadai Kurang emosi / Kurangnya pengetahuan pengasuh 3. Terkait dengan malabsorpsi, pembatasan diet, dan anoreksia sekunder terhadap Penyakit celiac Cystic fibrosis Malformasi GI Refluks gastroesophageal Intoleransi laktosa Necrotizing enterocolitis 4. Terkait dengan kesulitan mengisap bayi dan disfagia sekunder terhadap Cerebral palsy Bibir sumbing dan langit-langit mulut Kelainan neurologis 5. Terkait dengan mengisap, kelelahan, dan dyspnea yang tidak adekuat sekunder Penyakit jantung kongenital Keterlambatan perkembangan Hiperbilirubinemia Prematuritas Sindrom distres pernapasan Sindrom virus Mendefinisikan Karakteristik Nutrisi yang Tidak Seimbang Kurang dari Kebutuhan Tubuh ditandai oleh tanda dan gejala berikut Nyeri perut dengan atau tanpa patologi Kebutuhan metabolisme aktual atau potensial lebih dari asupan dengan penurunan berat badan Kerapuhan kapiler Turunkan albumin serum Penurunan kapasitas transferrin atau besi-mengikat Diare dan / atau steatorrhea Didokumentasikan asupan kalori yang tidak memadai Kering, rapuh, rambut mudah dipetik dari kulit kepala Kerontokan rambut yang berlebihan Suara usus yang hiperaktif Kehilangan jaringan subkutan Kehilangan berat badan atau tanpa asupan kalori yang adekuat Iritasi mental atau kebingungan Kelemahan dan nyeri otot Pucat, kulit kering Paresthesias Miskin otot Selaput lendir mulut merah membengkak Fontanel cekung pada bayi Individu yang bukan laporan NPO atau ditemukan memiliki asupan makanan kurang dari tunjangan harian yang disarankan RDA dengan atau tanpa penurunan berat badan. Triceps skinfold, lingkar lengan tengah, dan lingkar lengan bawah otot kurang dari 60% ukuran standar Berat 10% sampai 20% di bawah berat badan ideal dan tinggi badan Tujuan dan Kriteria Hasil Berikut ini adalah tujuan umum dan hasil yang diharapkan untuk Nutrisi yang Tidak Seimbang Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Pasien menyajikan pemahaman tentang pentingnya nutrisi terhadap proses penyembuhan dan kesehatan umum. Pasien atau pengasuh verbalizes dan menunjukkan pilihan makanan atau makanan yang akan menyelesaikan penghentian penurunan berat badan. Pasien menunjukkan perilaku, perubahan gaya hidup untuk memulihkan dan / atau menjaga berat badan yang sesuai. Pasien menunjukkan konsumsi nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme seperti yang ditunjukkan oleh berat badan stabil atau pengukuran massa otot, keseimbangan nitrogen positif, regenerasi jaringan dan peningkatan tingkat energi yang meningkat. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda malnutrisi. Pasien membutuhkan cukup kalori atau nutrisi. Pasien mempertahankan berat badan atau menunjukkan kenaikan berat badan di jalan menuju tujuan yang diinginkan, dengan normalisasi nilai laboratorium. Pasien memiliki berat badan 10% berat badan ideal IBW. Penilaian keperawatan dan rasionalnya Penilaian rutin diperlukan untuk mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin menyebabkan Gizi Buruk Kurang dari Kebutuhan Tubuh serta memberi nama keadaan yang mungkin terjadi selama asuhan keperawatan. Perhatikan berat nyata dan tepat; jangan memperkirakan Rasional Penilaian antropomorfis ini sangat penting agar akurat. Ini akan digunakan sebagai dasar untuk kebutuhan kalori dan gizi. Ambillah sejarah nutrisi dengan partisipasi orang lain yang signifikan. Rasional Anggota keluarga dapat memberikan rincian yang lebih akurat tentang kebiasaan makan pasien, terutama jika pasien telah mengubah persepsi. Pastikan faktor etiologi untuk menurunkan asupan gizi. Rasional Beberapa faktor dapat mempengaruhi asupan gizi pasien, jadi sangat penting untuk menilai dengan benar. Pasien dengan masalah gigi perlu dirujuk ke dokter gigi, sedangkan pasien dengan kehilangan ingatan mungkin memerlukan layanan seperti Meals on Wheels. Obat lain juga berpengaruh pada nafsu makan pasien. Tinjau kembali nilai laboratorium yang menunjukkan adanya kesejahteraan atau kemerosotan. Rasional Uji laboratorium berperan penting dalam menentukan status gizi pasien. Nilai abnormal dalam satu studi diagnostik mungkin memiliki banyak kemungkinan penyebab. Rasional Ini menentukan tingkat pengurangan protein 2,5 g / dl menandakan penurunan berat; 3,8 sampai 4,5 g / dl normal. Rasional Ini penting untuk transfer zat besi dan biasanya menurun saat protein serum menurun. Rasional Jumlah ini sering dijatuhkan pada malnutrisi, menunjukkan anemia, dan mengurangi resistensi terhadap infeksi. 4. Nilai elektrolit serum Rasional Kalium biasanya meningkat, dan natrium biasanya diturunkan dalam malnutrisi. Carilah tanda-tanda fisik asupan gizi buruk. Rasional Pasien yang mengalami kekurangan nutrisi mungkin tampak lamban dan letih. Manifestasi lainnya meliputi penurunan rentang perhatian, kulit bingung, pucat dan kering, kehilangan jaringan subkutan, rambut kusam dan rapuh, dan lidah merah dan bengkak serta selaput lendir. Tanda vital mungkin menunjukkan takikardia dan tekanan darah tinggi. Parestesia mungkin juga ada. Perhatikan perspektif dan perasaan pasien terhadap makan dan makanan. Rasional Berbagai faktor psikologis, psikososial, agama, dan budaya menentukan jenis, jumlah, dan kesesuaian makanan yang digunakan. Evaluasi lingkungan tempat makan terjadi. Rasional Kebanyakan orang dewasa menemukan diri mereka "makan dalam pelarian" atau sangat mengandalkan makanan cepat saji dengan komponen gizi lebih rendah. Orang tua yang hidup mandiri mungkin tidak memiliki dorongan untuk menyiapkan makanan untuk diri mereka sendiri. Tautkan asupan makanan biasa ke Piramida Makanan USDA, perhatikan kelompok makanan yang diremehkan atau dihilangkan. Rasional Piramida Panduan Makanan menekankan pentingnya makan seimbang. Penghilangan seluruh kelompok makanan meningkatkan risiko kekurangan. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan dan menggunakan nutrisi penting. Rasional Beberapa faktor dapat mempengaruhi asupan gizi pasien, jadi perlu dilakukan penilaian secara akurat. Kasus kekurangan vitamin D rakhitis telah dilaporkan di antara bayi berkulit gelap dan balita yang diberi ASI eksklusif dan tidak diberi suplemen vitamin D. Jika pasien adalah seorang vegetarian, evaluasilah jika memperoleh cukup vitamin B12 dan zat besi. Vegetarian yang ketat mungkin berisiko terkena kekurangan vitamin B12 dan zat besi. Rasional Perawatan yang tepat harus dilakukan saat menerapkan diet vegetarian untuk wanita hamil, bayi, anak-anak, dan orang tua. Intervensi Keperawatan dan Rasional Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Rencana perawatan ini membahas masalah umum yang berkaitan dengan defisit nutrisi untuk rumah sakit atau tempat tinggal di rumah. Pastikan berat badan sehat untuk usia dan tinggi badan. Rujuk ke ahli diet untuk mendapatkan asesmen gizi lengkap dan metode untuk mendapatkan dukungan nutrisi. Rasional Pakar seperti ahli gizi dapat menentukan keseimbangan nitrogen sebagai ukuran status gizi pasien. Keseimbangan nitrogen negatif dapat berarti kekurangan protein. Ahli gizi juga dapat menentukan kebutuhan nutrisi spesifik pasien untuk mendapatkan asupan gizi yang cukup. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang sesuai. Rasional Pasien mungkin kehilangan perhatian dalam mengatasi dilema ini tanpa tujuan jangka pendek yang realistis. Berikan lingkungan yang menyenangkan. Rasional Suasana yang menyenangkan membantu mengurangi stres dan lebih memberi makan. Promosikan posisi yang tepat. Rasional Mengangkat kepala tempat tidur 30 derajat membantu menelan dan mengurangi risiko aspirasi dengan makan. Berikan kebersihan mulut dan gigi yang baik. Rasional Kebersihan mulut memiliki efek positif pada nafsu makan dan pada selera makanan. Gigi palsu harus bersih, pas nyaman, dan masuk ke mulut pasien untuk mendorong makan. Jika pasien kekurangan kekuatan, jadwalkan waktu istirahat sebelum makan dan buka bungkus dan potong makanan untuk pasien. Rasional Bantuan keperawatan dengan aktivitas hidup sehari-hari ADLs akan menghemat energi pasien untuk aktivitas nilai pasien. Pasien yang membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menyelesaikan makanan mungkin memerlukan bantuan. Berikan persahabatan saat makan. Rasional Perhatian terhadap perspektif sosial makan penting di rumah sakit dan di rumah. Pertimbangkan penggunaan bumbu untuk pasien dengan perubahan rasa rasa; jika tidak dikontraindikasikan Rasional Bumbu bisa meningkatkan rasa makanan dan menarik makan. Pertimbangkan enam makanan padat nutrisi kecil, bukan tiga makanan yang lebih besar setiap hari untuk mengurangi perasaan kenyang. Rasional Mengonsumsi makanan kecil dan sering mengurangi perasaan kenyang dan mengurangi rangsangan untuk muntah. Untuk pasien dengan gangguan fisik, rujuk ke ahli terapi okupasi untuk perangkat adaptif. Rasional Perangkat khusus mungkin disediakan oleh seorang ahli yang dapat membantu pasien memberi makan diri mereka sendiri. Untuk pasien dengan gangguan menelan, berkoordinasi dengan terapis bicara untuk evaluasi dan instruksi. Rasional Penyesuaian ketebalan dan konsistensi makanan untuk meningkatkan asupan gizi dapat diberikan oleh terapis wicara. Tentukan waktu hari ketika nafsu makan pasien berada di puncak. Tawarkan makanan berkalori tertinggi saat itu. Rasional Pasien dengan penyakit hati seringkali memiliki nafsu makan terbesar saat sarapan. Dorong anggota keluarga untuk membawa makanan dari rumah ke rumah sakit. Rasional Pasien dengan preferensi atau batasan etnis atau agama tertentu mungkin tidak mempertimbangkan makanan dari rumah sakit. Tawarkan suplemen protein tinggi berdasarkan kebutuhan dan kemampuan individu. Rasional Suplemen semacam itu bisa digunakan untuk meningkatkan kalori dan protein tanpa konflik dengan asupan makanan sukarela. Tawarkan suplemen energi cair. Rasional Suplementasi energi telah terbukti menghasilkan penambahan berat badan dan mengurangi penurunan usia lanjut lansia yang tinggal di masyarakat. Mencegah minuman berkafein atau berkarbonasi. Rasional Minuman ini akan mengurangi rasa lapar dan menyebabkan rasa kenyang awal. Jaga indeks kecurigaan malnutrisi yang tinggi sebagai faktor penyebab infeksi. Rasional Gangguan kekebalan adalah faktor tambahan yang penting dalam infeksi terkait gizi buruk pada semua kelompok usia. Dorong latihan. Rasional Metabolisme dan pemanfaatan nutrisi ditingkatkan dengan aktivitas. Pertimbangkan kemungkinan kebutuhan akan dukungan nutrisi enteral atau parenteral dengan pasien, keluarga, dan pengasuh, jika sesuai. Rasional Dukungan nutrisi dapat direkomendasikan untuk pasien yang tidak dapat mempertahankan asupan nutrisi melalui jalur oral. Jika saluran gastrointestinal berfungsi dengan baik, pemberian tabung enteral diindikasikan. Bagi mereka yang tidak dapat mentolerir makanan enteral, disarankan nutrisi parenteral. Validasi perasaan pasien mengenai dampak gaya hidup, keuangan, dan transportasi saat ini mengenai kemampuan mendapatkan makanan bergizi. Rasional Validasi memungkinkan pasien mengetahui bahwa perawat telah mendengar dan memahami apa yang dikatakan, dan ini mendorong hubungan perawat-pasien. Setelah dipulangkan, bantu pasien dan keluarga mengidentifikasi area yang akan berubah yang akan memberikan kontribusi terbesar untuk memperbaiki gizi. Rasional Perubahan itu sulit. Beberapa perubahan mungkin sangat banyak. Adaptasi modifikasi terhadap praktik mereka saat ini. Rasional Menerima preferensi pasien atau keluarga menunjukkan rasa hormat terhadap budaya mereka. Baca Juga Intervensi Keperawatan Lainnya Intervensi dan Rasional Hipertermi NANDA NIC NOC Intervensi dan Rasional Kelebihan Volume Cairan NANDA NIC NOC Intervensi dan Rasional Gangguan Proses Pikir NANDA NIC NOC Intervensi dan Rasional Gangguan Citra Tubuh NANDA NC NOC Intervensi dan Rasional Diarhea NANDA NIC NOC Dapatkan berbagai Soa Uji Kopetensi Perawat, Diagnosa NANDA Lengkap Di Perawat Kita Satu
Ketidakseimbangannutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. 2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh Diagnosa kedua gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, kriteria hasil yang penulis harapkan nafsu makan dapat meningkat dan bisa menghabisakan diit menjadi 2/3 porsi, pasien
Risiko defisit nutrisi merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini diberi kode masuk dalam kategori fisiologis, subkategori nutrisi dan cairan dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia SDKI.Dalam artikel ini, kita akan belajar diagnosis keperawatan risiko defisit nutrisi secara komprehensif, namun dengan Bahasa sederhana agar lebih mudah akan mempelajari faktor risiko yang harus muncul untuk dapat mengangkat diagnosis ini, bagaimana cara menulis diagnosis dan luaran, serta memilih intervensi seluruh artikel atau lihat bagian yang anda inginkan pada daftar isi berikutFaktor RisikoPenulisan DiagnosisLuaran HYDIntervensi Manajemen Gangguan Makan Nutrisi TerkaitReferensiFaktor RisikoFaktor risiko adalah kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan kerentanan pasien mengalami masalah risiko inilah yang digunakan oleh Perawat untuk mengisi bagian “dibuktikan dengan ….” pada struktur diagnosis keperawatan dapat mengangkat diagnosis risiko defisit nutrisi, Perawat harus memastikan bahwa salah satu dari risiko dibawah ini muncul pada pasien, yaituKetidakmampuan menelan makananKetidakmampuan mencerna makananKetidakmampuan mengabsorbsi nutrienPeningkatan kebutuhan metabolismeFaktor ekonomi mis finansial tidak mencukupiFaktor psikologis mis stres, keengganan untuk makanPenulisan DiagnosisDiagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan risiko, yang berarti penulisannya menggunakan metode dua bagian, yaitu[masalah] + [faktor risiko]Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti iniRisiko defisit nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan menelan makananAtau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadiRisiko defisit nutrisi ketidakmampuan menelan makananPerhatikanMasalah = Risiko defisit nutrisiFaktor risiko = Ketidakmampuan menelan = dibuktikan denganDiagnosis risiko tidak menggunakan berhubungan dengan karena tidak memiliki lebih rinci pada “Cara menulis diagnosis keperawatan sesuai SDKI.”Luaran HYDDalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, luaran utama untuk diagnosis risiko defisit nutrisi adalah “status nutrisi membaik.”Status nutrisi membaik diberi kode dalam nutrisi membaik berarti keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme hasil untuk membuktikan bahwa status nutrisi membaik adalahPorsi makan yang dihabiskan meningkatBerat badan membaikIndeks massa tubuh IMT membaikLIHAT Kalkulator Indeks Massa TubuhKetika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].ContohSetelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status nutrisi membaik, dengan kriteria hasilPorsi makan yang dihabiskan meningkatBerat badan membaikIndeks massa tubuh IMT membaikPerhatikanLabel = Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka status nutrisiEkspektasi = MembaikKriteria Hasil = Dengan kriteria hasil 1, 2, 3, dst,Lebih jelas baca artikel “Cara menulis luaran keperawatan sesuai SLKI.”IntervensiSaat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/ itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur luaran baca di “Cara menentukan intervensi keperawatan sesuai SIKI”.Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI, intervensi utama untuk diagnosis risiko defisit nutrisi adalahManajemen gangguan makanManajemen nutrisiManajemen Gangguan Makan manajemen gangguan makan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode gangguan makan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola diet yang buruk, olahraga yang berlebihan dan/atau pengeluaran makanan dan cairan yang yang dilakukan pada intervensi manajemen gangguan makan berdasarkan SIKI, antara lainObservasiMonitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kaloriTerapeutikTimbang berat badan secara rutinDiskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik termasuk olahraga yang sesuaiLakukan kontrak perilaku mis target berat badan, tanggungjawab perilakuDamping ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan Kembali makananBerikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan perilakuBerikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrakRencanakan program pengobatan untuk perawatan di rumah mis medis, konselingEdukasiAnjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu pengeluaran makanan mis pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas berlebihanAjarkan pengaturan diet yang tepatAjarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku makanKolaborasiKolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan makananManajemen Nutrisi manajemen nutrisi dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia SIKI diberi kode nutrisi adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang yang dilakukan pada intervensi manajemen nutrisi berdasarkan SIKI, antara lainObservasiIdentifikasi status nutrisiIdentifikasi alergi dan intoleransi makananIdentifikasi makanan yang disukaiIdentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrienIdentifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrikMonitor asupan makananMonitor berat badanMonitor hasil pemeriksaan laboratoriumTerapeutikLakukan oral hygiene sebelum makan, jika perluFasilitasi menentukan pedoman diet mis piramida makananSajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuaiBerikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasiBerikan makanan tinggi kalori dan tinggi proteinBerikan suplemen makanan, jika perluHentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat ditoleransiEdukasiAjarkan posisi duduk, jika mampuAjarkan diet yang diprogramkanKolaborasiKolaborasi pemberian medikasi sebelum makan mis Pereda nyeri, antiemetik, jika perluKolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perluDiagnosis TerkaitDaftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori fisiologis dan subkategori nutrisi dan cairan adalahBerat badan lebihDefisit nutrisiDiareDisfungsi motilitas gastrointestinalHipervolemiaHipovolemiaIkterik neonatusKesiapan peningkatan keseimbangan cairanKesiapan peningkatan nutrisiKetidakstabilan kadar glukosa darahMenyusui efektifMenyusui tidak efektifObesitasRisiko berat badan lebihRisiko disfungsi motilitas gastrointestinalRisiko hipovolemiaRisiko ikterik neonatusRisiko ketidakseimbangan cairanRisiko ketidakseimbangan elektrolitRisiko ketidakstabilan kadar glukosa darahRisiko syokReferensiPPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan IndonesiaDefinisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III Revisi. Jakarta 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta PPNI.
S4nPTAS.
  • 98fqu6gk65.pages.dev/289
  • 98fqu6gk65.pages.dev/205
  • 98fqu6gk65.pages.dev/193
  • 98fqu6gk65.pages.dev/366
  • 98fqu6gk65.pages.dev/108
  • 98fqu6gk65.pages.dev/338
  • 98fqu6gk65.pages.dev/341
  • 98fqu6gk65.pages.dev/366
  • 98fqu6gk65.pages.dev/21
  • ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sdki